Teknologi Pemanfaatan Asbuton untuk Perkerasan Jalan

Dalam tahun-tahun belakangan ini, terdapat dua issue utama pada pekerjaan peraspalan di Indonesia, yaitu: pertama adalah kebutuhan aspal nasional yang tidak dapat dipenuhi pemasok dalam negeri sehingga perlu mengimpor dan issue kedua adalah tidak tercapainya umur rencana akibat kerusakan dini yang diindikasikan karena pelunakkan serta oksidasi pada aspal. Salah satu cara mengurangi impor aspal sekaligus memperbaiki kinerja campuran adalah dengan memanfaatkan produk dalam negeri yaitu penggunaan aspal alam yang terdapat di pulau Buton Sulawesi Tenggara, biasa disebut Asbuton (Aspal Batu Buton), yang merupakan daerah deposit aspal alam terbesar di dunia yaitu sekitar 677 juta ton. Namun demikian, selama ini penggunaan Asbuton untuk konstruksi perkerasan jalan, mengalami beberapa kendala di lapangan, baik dari segi mutu Asbuton yang diproduksi, penggunaan jenis modifier yang tidak tepat, maupun dari teknik yang digunakan dalam
pembuatan campuran beraspal dengan Asbuton. Dari kajian yang telah dilakukan di laboratorium dan lapangan menunjukkan Asbuton hasil pabrik dapat mensubstitusi aspal keras dalam campuran beraspal panas sampai sepertiga dari kebutuhan aspal total. Disamping itu dari segi mutu, campuran beraspal panas yang ditambah Asbuton mempunyai beberapa keunggulan antara lain dapat menaikkan stabilitas Marshall, stabilitas dinamis dan
modulus resilien serta menurunkan deformasi permanen, berdasarkan keunggulan tersebut, campuran beraspal panas yang ditambah Asbuton mempunyai harga konstruksi 20% lebih murah dibandingkan tanpa Asbuton pada umur pelayanan yang sama. Dengan dasar kajian tersebut, sementara ini teknologi tepat yang direkomendasikan adalah penggunaan Asbuton hasil fabrikasi yang dicampur, dihampar dan dipadatkan secara panas.
(DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN)

Untuk lebih jelasnya Download disini  (size 2,25 Mb)